Pengaruh Kualitas Fisik Udara terhadap Kejadian Sick Building Syndrome pada Pegawai Gedung Menara UMI Makassar
DOI:
https://doi.org/10.54259/sehatrakyat.v4i1.4097Keywords:
Sick Building Syndrome, Temperature, HumidityAbstract
Over the past two decades, the construction of high-rise buildings with closed ventilation systems has become increasingly common in various countries. Most of these buildings rely on artificial ventilation systems using Air Conditioners (AC). If not properly maintained, AC units can become a source of indoor air pollution, ultimately reducing air quality and triggering health issues. One of the health disorders associated with indoor air quality is Sick Building Syndrome (SBS), which is the focus of this study. SBS is a condition caused by exposure to pollution in enclosed spaces and is closely related to environmental factors, particularly indoor air quality. This study employed data collection methods through questionnaires and measurements of physical air parameters, including temperature, humidity, airflow velocity, and lighting. The study population consisted of 157 individuals, with 47 participants selected using the purposive sampling technique. Bivariate analysis was conducted using the chi-square test, while multivariate analysis was performed using multiple linear regression. The results showed no significant relationship between temperature and airflow velocity with the occurrence of SBS. However, humidity and lighting were significantly associated with SBS. Among these factors, lighting was identified as the most influential variable in the occurrence of SBS, confirming the research hypothesis. As a recommendation, employees are encouraged to maintain their physical well-being and practice relaxation techniques when experiencing SBS symptoms. Additionally, building management is advised to regularly monitor indoor air quality to prevent the adverse effects of SBS
Downloads
References
Anies. 2004. Problem Kesehatan Masyarakatdan Sick Building Syndrome. Jurnal Kedokteran Yarsi, Jakarta.
Antoniusman, Morrys. 2013. Hubungan Jumlah Koloni Bakteri Patogen Udara Dalam Ruang dan Faktor Demografi Terhadap Kejadian Gejala Fisik Sick Building Syndrome (SBS) Pada Responden Penelitian di Gedung X Tahun 2013. Skripsi. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Ardian, A. E., Sudarmaji. 2014. Faktor yang Memengaruhi Sick Building Syndrome di Ruangan Kantor. Journal Kesehatan Lingkungan, Vol. 7, No.2.
Candrasari, C.R, Mukono. 2014. Hubungan Kualitas Udara Dalam Ruang Dengan Keluhan Penghuni Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kabupaten Sidoarjo. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol 7, No.1. Surabaya
Depkes, RI. 2002. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1405/Menkes/SK/XI/2002/Tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri. Jakarta
US-EPA. 1995. The Inside Story: A Guide to Indoor Air Quality. EPA Document
Fauzi, Machfud. 2015. Hubungan Faktor Fisik, Biologi dan Karakteristik Individu Dengan Kejadian Sick Building Syndrome Pada Pegawai di Gedung Pandanaran Kota Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Fitria, Laila. 2008. Kualitas Udara Dalam Ruang Perpustakaan Univeristas X Ditinjau Dari Kualitas Biologi, Fisik dan Kimiawi. Jurnal Makara Kesehatan, Vol.12, No.2. Jakarta
Hartoyo, Slamet. (2009). Faktor Lingkungan Yang Berhubungan Dengan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) di Pusat Laboratorium Forensik dan Uji Balistik Mabes Polri. Tesis. Universitas Diponegoro Semarang.
Juarsih, 2013, “Pengaruh Kualitas Fisik Udara Dalam Ruangan Ber AC Terhadap Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pegawai di Gedung Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PUSTIKOM) Universitas Negeri Gorontalo,” Jurnal Fakultas Ilmu-Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, 05, hal. 1–6.
Laila, N.N. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Sick Building Syndrome (SBS) Pada Pegawai di Gedung Rektorat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2011. Skripsi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta.
Moerdjoko, 2004. Kaitan Sistem Ventilasi Bangunan Dengan Keberadaan Mikroorganisme Udara. Vol 32 No 1 hal 89-94.
Mukono, H.J. 2014. Pencemaran Udara Dalam Ruangan. Airlangga University Press.
Paryati. (2012). Kajian Kualitas Udara Dalam Ruang Dan Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) di Kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Kalimantan Barat. Pascasarjana UNDIP,34.
Permenkes, RI. 2011. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077Menkes/Per/V/2011/Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruang Rumah. Jakarta
Rahman, Yurisal. 2011. Evaluasi Kualitas Udara Dalam Ruang Percetakan Naskah dan Bahan Pendukung Ujian Universitas Terbuka. Tesis. Universitas Indonesia.
Ruth, Safira. 2009. Gambaran Kejadian Sick Building Syndrome (SBS) dan Faktor-faktor Yang Berhubungan Pada Karyawan PT Elnusa Tbk di Kantor Pusat Graha Elnusa. Skripsi. Universitas Indonesia Depok.
Suganda. 2010. Evaluasi Kualitas Udara Dalam Ruangan dan Kejadian Sick Building Syndrome di Kantor Pusat PT. X Jakarta. Tesis. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI Depok. 2010.
Saptorini, K.K, Rimawati, Eti. 2010. Hubungan Antara Faktor Individu dan Faktor Bangunan Dengan Kejadian Nyeri Kepala Sick Building Syndrome Pada Staf Edukatif di Lingkungan Universitas dian Nuswantoro Semarang. Jurnal Visikes, Vol. 9, No. 1.
Wahab, S. A. A. (2011). Sick Building Syndrome in Public Buildings and Workplaces. London New York: Springer Heidelberg Dordrech
Downloads
Published
How to Cite
Issue
Section
License
Copyright (c) 2025 Amaliah Natsir, Sainah Sainah

This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Hak cipta pada setiap artikel adalah milik penulis.
Penulis mengakui bahwa SEHATRAKYAT (Jurnal Kesehatan Masyarakat) sebagai publisher yang mempublikasikan pertama kali dengan lisensi Creative Commons Attribution 4.0 International License.
Penulis dapat memasukan tulisan secara terpisah, mengatur distribusi non-ekskulif dari naskah yang telah terbit di jurnal ini kedalam versi yang lain, seperti: dikirim ke respository institusi penulis, publikasi kedalam buku, dan lain-lain. Dengan mengakui bahwa naskah telah terbit pertama kali pada SEHATRAKYAT (Jurnal Kesehatan Masyarakat).